Pages

Jumat, 23 Maret 2012

Kebudayaan Daerah Merupakan Sumber Kebudayaan Nasional

Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat pada wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia di Indonesia sangatlah beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman budaya daerah bergantung pada faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari ujung pulau Sumatera sampai ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.

Konsep Suku Bangsa / Kebudayaan Daerah. Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan. Sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak khasnya, terutama unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaannya sendiri. Pola khas tersebut berupa wujud sistem sosial dan sistem kebendaan. Pola khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil berupa berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus yang tidak terdapat pada kebudayaan lain.

Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang lebih 250 bahasa daerah. Akan tetapi apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu Austronesia. Kriteria yang menentukan batas-batas dari masyarakat suku bangsa yang menjadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian tentang kebudayaan daerah atau suku bangsa (etnografi) adalah sebagai berikut:

· Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.

· Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri.

· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah secara fisik)

· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.

· Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mempunyai pengalaman sejarah yang sama.

· Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam.

· Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam.

Kebudayaan Nasional. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan nasional yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Faham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum Sumpah Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa” yang sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu secara berangsur makin kuat rasa kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), sehingga waktu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-Hatta.

Koentjaraningrat menyebutkannya “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.pengertian yang dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili negara (nation). Misalnya: tari Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga karena tari itu dikagumi di negeri, seluruh dunia juga mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia. Dalam hal ini juga berlaku bagi cabang-cabang kesenian lain bagi berbagai suku bangsa di Indonesia.

Budaya bangsa terbentuk dari unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari berbagai macam jenisnya. Baik dari musik, tarian, lukisan, pakaian, norma dan masih banyak lagi. Walaupun pada dasarnya budaya – budaya yang ada di Indonesia adalah adaptasi dari budaya – budaya Negara asing yang pernah singgah di Indonesia (seperti Arab, hindu, tionghoa dan lain - lainnya). Tetapi budaya – budaya daerah yang ada di Indonesia murni milik Indonesia yang wajib kita lindungi. Karena pada dasarnya dengan adanya kebudayaan – kebudayaan daerah yang bermacam – macam itu maka terbentuk lah budaya nasional. Bisa di bilang budaya nasional terbentuk karena adanya budaya – budaya daerah.

Namun karena munculnya era globalisasi, dan datangnya kebudayaan – kebudayaan luar dari berbagai macam penjuru dengan bentuk – bentuk yang unik dan telah di transformasikan menjadi modern. Sehingga membuat banyak pemuda – pemuda penerus bangsa yang lebih menyukai segala hal yang bersifat modern ataupun budaya – budaya luar yang bersifat modern.

Hal ini menjadikan budaya – budaya daerah banyak yang mulai menghilang bahkan memudar. Banyak nya budaya – budaya luar yang masuk  maupun perkembangan teknologi yang semakin maju tentu penyebab terbesar budaya – budaya daerah mulai di lupakan selain karena ketidak tertarikan anak muda Indonesia terhadap budaya – budaya tersebut. Ini merupakan suatu masalah juga merupakan tantangan terhadap penerus – penerus bangsa agar bisa mempertahankan kebudayaan – budaya daerah sebelum kebudayaan tersebut mulai di curi oleh Negara – Negara yang tidak bertanggung jawab.

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai anak muda penerus bangsa untuk membantu mempertahankan keberadaan budaya daerah yang merupakan simbol utama kebudayaan nasional. Kekhawatiran sudah mulai muncul dari berbagai pihak yang takut akan hilangnya kebudayaan daerah. Karena anak – anak muda pun sekarang lebih sering menggunakan bahasa inggris yang di anggap lebih modern atau lebih gaul di bandingkan bahasa Indonesia. Perkembangan IPTEK pun membuat orang – orang lebih memilih modernisasi di bandingkan dengan kebudayaan yang di anggap kuno. Masa depan (modernisasi)memang baik, tapi yang terbaik ialah jika kita dapat menggandeng keduanya, baik masa depan maupun masa lalu untuk menghadapi era global seperti ini.

Pada dasarnya kebudayaan di indonesia sangatlah unik dan beragam. Dan berbagai  daerah kini bersaing untuk menampilkan bahwa kebudayaan daerahnya baik dan layak untuk diikuti. Dan hal ini yang patut kita ikuti untuk menampilkan budaya daerah di muka umum dan diakui secara nasional. Ada banyak budaya yang belum ditampilkan sebagai budaya nasional dan beberapa kebudayaan tersebut ada sebagian yang belum kita kenali dan disinilah peran dari masyarakat tersebut untuk memperkenalkan budaya daerah itu menjadi budaya nasional yang digemari banyak orang. Dan kebudayaan yang terdapat didaerah merupakan kebudayaan yang dimiliki suatu negara tersebut.

Referensi :

http://redu4nebarkaoi.wordpress.com/2008/05/07/kebudayaan-daerah-dan-kebudayaan-nasional/
http://dwi-handayani.blogspot.com/2012/03/kebudayaan-daerah-merupakan-sumber.html
http://jangandibuka.weebly.com/peran-budaya-daerah-memperkokoh-ketahanan-budaya-nasional.html

Sejarah Timbulnya Berbagai Macam Kebudayaan Daerah

Kebudayaan yang ada di Indonesia bermacam-macam, beberapa dari kebudayaan tersebut banyak orang belum tahu seluruhnya. Sehingga banyak kebudayaan daerah yang timbul dengan beriringnya perkembangan zaman banyak pula kebudayaan baru yang diperkenalkan kepada kita sebagai warga negara indonesia. 

Sejarah Kebudayaan Indonesia (SKI) merupakan bahasan tahapan perkembangan kebudayaan Indonesia pada setiap periode. Kawasan Indonesia mempunyai banyak pulau yang dipisahkan oleh laut dan selat memiliki sejarah perkembangan budaya yang tidak seragam. Daerah yang berada dalam satu wilayah pun kadang mengalami perbedaan perkembangan kebudayaan. Beberapa penyebabnya adalah (1) perbedaan intensitas budaya asing yang masuk ke masing-masing daerah dan (2) perbedaan periode (lama waktu) intervensi budaya luar terhadap budaya lokal daerah. Dua faktor utama tersebut berperan dalam membentuk budaya Indonesia saat ini. Dalam perkembangannya, ada unsur yang melatari perkembangan unsur lainnya, yaitu unsur Religi. Unsur tersebut melahirkan pandangan hidup. Buku SKI jilid I ini membahas mengenai religi dan falsafah yang berkembang di Indonesia. Pembahasan tersebut dikemas secara ringkas sehingga dapat diapresiasi oleh pembaca.


Sejarah Batik Indonesia

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak
abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Referensi:

http://dwi-handayani.blogspot.com/http://tokoone.com/kebudayaan-indonesia/
http://batikmarkets.com/batik.php

Kamis, 08 Maret 2012

Kebudayaan Daerah Merupakan Alat Mempersatu Bangsa


Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia, sehingga diperlukan pemahaman atas Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.

Belakangan ini banyak kita menyaksikan bahwa budaya-budaya bangsa Indonesia diklaim sebagai budaya bangsa lain, misalnya Reog Ponorogo, Tari Pendet, Keris, Batik, serta lagu-lagu daerah yang ditiru. Entah karena masih memiliki sikap Nasionalisme, atau sekedar ikut-ikutan tersulut suasana, segenap bangsa Indonesia ramai-ramai mengutuk negara tersebut sebagai pencuri budaya bangsa lain. Apakah warga negara Indonesia hanya bersatu bila dijajah negara lain atau bila budaya bangsa dicuri bangsa lain saja? lalu dimana peranan warga negara dalam upaya melestarikan budaya bangsa?

Ketika kita mengunjungi daerah-daerah wisata, banyak keindahan-keindahan alam dan budaya yang bisa kita nikmati sebagai rahmat dan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun momen indah tersebut malah kita lewatkan dengan menyibukkan diri berfoto ria kesana-kemari. Sudah seharusnya kita mempelajari dan melestarikan budaya-budaya yang ada agar generasi penerus masih bisa menikmatinya, serta mengembangkan nilai-nilai budaya daerah yang membangun kebanggaan masyarakat terhadap daerah, sekaligus bangsa Indonesia.

Sering kita mendengar terjadi kerusuhan-kerusuhan antar etnis di Indonesia yang mengatasnamakan suku maupun agama, misalnya yang terjadi di Sampit dan Poso. Bahkan, terkadang pemicu kerusuhan itu hanya masalah-masalah sepele yang tidak semestinya mengikutsertakan golongan-golongan tertentu. Sebagai bangsa yang menjadikan persatuan dan kesatuan sebagai dasar negara, sudah seharusnya kita mencegah perlakuan diskriminasi guna menghindari sikap sukuisme dan fanatisme kedaerahan yang sempit yang membelenggu kebebasan individu dalam mengembangkan kualitasnya sebagai bangsa yang majemuk. oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat dalam menerima keanekaragaman yang ada, serta saling menghormati dan menghargai perbedaan itu sebagai karunia Sang Pencipta, serta peranan lembaga adat dan para pemuka agama dalam mewujudkan suasana aman dan kondusif guna menjalin kerukunan bangsa dan negara.

Pada umumnya kegiatan budaya tradisional selama ini hanya dilaksanakan oleh orang tua, anak-anak cenderung lebih memilih nonton TV dibandingkan belajar tentang budaya. 
Seiring dengan perkembangan zaman, nilai budaya tradisional mulai terlupakan oleh generasi muda akibat teknologi. Untuk itu saatnya memberikan pelajaran tentang budaya kepada generasi muda terutama di kalangan usia sekolah, dengan melibatkan mereka dalam seluruh kegiatan budaya tradisional, agar mereka mengerti betapa pentingnya budaya yang tidak hanya sebagai ciri khas suatu daerah tetapi juga menceritakan kehidupan para pendahulu kita.

Melalui budaya suatu daerah bisa terkenal dimana-mana. Untuk itu budaya tradisional tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kepedulian kita semua untuk menanamkan rasa percaya diri bagi generasi muda bahwa ternyata budaya tradisional zaman dulu tidak ketinggalan, tetapi masih sangat relevan dengan budaya-budaya saat ini.

Generasi muda berperan penting dalam mengangkat kembali nilai budaya tradisional yang mulai termarginalkan supaya tidak hilang seiring dengan perkembangan teknologi.

Sebagai tujuan kita mempelajari Wawasan Nusantara yaitu untuk memantapkan sikap Nasionalisme yang tinggi dan tekad mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi dan golongan untuk mencapai tujuan nasional dengan diiringi rasa senasib seperjuangan sebagai bangsa yang bertanah air satu, bangsa Indonesia.


Palembang (ANTARA News) – Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan budaya bisa menjadi alat pemersatu bangsa, karena melalui kebudayaan antarwarga masyarakat akan semakin akrab.
Untuk itu, setiap daerah perlu memperbanyak karnaval budaya, karena kegiatan tersebut dapat memperkokoh persatuan bangsa,” katanya pada pelepasan karnaval budaya menyambut Festival Sriwijaya XIX Tahun 2010, di Palembang, Rabu.
Karnaval budaya yang diikuti 15 kabupaten dan kota itu, merupakan rangkaian kegiatan Festival Sriwijaya yang diselenggarakan setiap tahun.
Dalam pelepasan karnaval budaya itu juga digelar berbagai aktrasi budaya serta kesenian tradisional dari 15 kabupaten dan kota se Sumatera Selatan.
Lebih lanjut menteri mengatakan budaya juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, karena mereka ingin mengetahui keanekaragaman budaya nusantara.
Namun, yang lebih penting lagi melalui karnaval budaya bisa menjadi salah satu alat promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan karnaval budaya itu digelar sebagai serangkaian kegiatan Festival Sriwijaya sekaligus menyambut HUT Kota Palembang Juni 2010.
Mendatang karnaval budaya dan Festival Sriwijaya akan dilaksanakan pada November 2011, bersamaan dengan pembukaan SEA Games,” katanya.

Seni dan budaya sebagai media pemersatu bangsa
Globalisasi telah menjadi kenyataan yang tak terelakan. Dalam konteks percaturan budaya global, kesadaran untuk mempertanyakan isentitas justru semakin besar. Inilah hal yang mengiringi wacana tentang identitas (budaya) dalam globalisasi ini.
Dalam arus besar ini, kesenian lokal yang sekaligus sebagai corong penanaman nilai - nilai atau konsepsi - konsepsi sebagai satu unsur dalam kebudayaan lokal akan semakin tersisihkan. Apalagi yang terjadi pada generasi muda, kebudayaan barat akan semakin menindih kebudayaan lokal kita dalam diri mereka.

Maka tidak heran jika sosok yang kita hadapi sehari - hari dilingkungan kita adlaha sosok yang tidak teridentifikasi sebagai anak bangsa ini ( gaya bicara, kosa kata: semisal, “bajingan” dalam satu syair lagu populer, sopan santun, keramh tamahan, pola pikir, cara berpakaian dan lain sebagainya).
Hal yang harus dilakukan dalam menghadapi ini adalah menumbuhkan kesadaran, bahwa kekuatan lokal dapat sangat efektif untuk bekal memasuki global village (desa global) maupun global culture (budaya global). Kenyataan semacam itu hanya mungkin jika tumbuh kesadaran untuk terus - menerus membangun dialog, baik dalam skala personal maupun komunal, antara yang lokal dan yang global, antara yang traadisi dengan yang modern, dengan tendensi untuk saling melengkapi, dan saling memperkaya.

Nah, seni dalam jenis dan sifatnya adalah tidak dapat dipisahkan dari lingkungan hidup. Seni berkaitan dengan konsepsi ruang, waktu dan keadaan. Maka seni selalu memunculkan nilai - nilai atau konsepsi - konsepsi yang ada dalam lingkungan dimana ia berada. Diseluruh Indonesia terdapat ratusan nilai atau konsepsi semacam ini. Di Jawa ada beberapa jenis nilai seperti tersebut diatas yang sering diangkat sebagai tema karya seni. Di antara nilai - nilai itu termasuk prinsip rukun, prinsip hormat, prinsip mamayu hayuning bawana, mamayu hayuning bangsa, adigang adiguna 9sikap yang sombong0, aja dumeh (jangan sok), ngono yo ngono (begitu ya begitu tetapi jangan begitu) dan laing sebagainya.

Nilai - nilai atau konsepsi - konsepsi yang terhadirkan dalam setiap tampilan kesenian, akan memasuki relung - relung hati setiap manusia yang terlibat dalam peristiwa seni ini (baik itu pelaku maupun penontonnya). Melihat hal semacam inilah maka sudah sangat jelas bahwa kesenian merupakan satu media yang signifikan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan.
Kemampuan dan kesadaran semacam itu hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki kapasitas knowledgeable artist, seorang seniman yang memiliki kemampuan dan pengetahuan luas. Seorang seniman yang terus memelihara daya kreasi dan semangat inovasi, serta membuka diri terhadap berbagai kemungkinan. Siapapun yang ingin memberikan kontribusi yang berarti bagi kesenian, bagi kehidupan, dan bagi kemanusiaan secara luas, tak ada pilihan lain kecuali menumbuhkan kesadaran bahwa pergaulan global adalah sebuah keniscayaan. Kemudian setelah itu harus memiliki komitmen dan integritas yang dapat dipertanggung jawabkan.

 

Blogger news

Blogroll